Life Is NOT Always Fair : Ini Cara Menghadapi Kegagalan


Tiap denger ada yang ngomong “Hidup itu ga adil” ane pasti langsung inget sama bekas bos besar ane, Bill Gates. Seorang Bill Gates saja sampai ngomongnya kayak bgitu. Kita-kira apa hubungannya dengan kehidupan yang kita jalanin ya ?
Untuk pembahasan kali ini ane akan batasi dengan yang berhubungan dengan dunia kerja saja. Moga – moga agan bisa ambil intisarinya dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Cekidot ya…
  
Ane ga akan pernah lupa beberapa tahun lalu ane menerima salah satu penghargaan paling bergengsi di tempat ane bekerja. Untuk bisa mendapatkan penghargaan itu, ane ga hanya harus perform dengan baik tapi juga harus menjadi role model bagi perusahaan karena penentuan penerima penghargaan tidak hanya ditentukan oleh President Director saat itu tetapi juga harus mendapat dukungan dari 8 (delapan) jajaran direksi. Selain itu karena ane selalu kerja di perusahaan multinasional, calon penerima penghargaan harus mendapatkan persetujuan dari pihak bos besar regional yang bertanggung jawab untuk operasional bisnis wilayah ASEAN. Alhamdulillah ane dapet tanpa ane sangka dan ane adalah penerima termuda penghargaan tersebut di seluruh dunia.
Apa yang ane pelajari setelah menerima penghargaan tersebut ?

Ketika itu selain ane ada juga yg menerima penghargaan yg sama di kantor ane, jadi total kita berdua menerima penghargaan yg sama. Jaman itu ketika diumumkan kalau ane dan yg satunya menerima penghargaan banyak banget rekan-rekan kerja ane yg kaget banget. Kagetnya bukan karena ane terima penghargaan, kagetnya karena rekan kerja ane yg satunya itu diketahui kalau dia ga terlalu disukai di kantor. Kenapa dia ga disukai dikantor ? karena banyak rekan kerja ane yg menganggap orang ini cuma hoki doang. Di tempat ane bekerja system organisasi yg digunakan adalah matrix organisasi artinya kita akan kerja cukup solid dengan tim lain, dimana biasanya kita akan memiliki 2 (dua) jenis pekerjaan yaitu pekerjaan dasar dan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Dalam system organisasi bentuk matrix, terjadi hubungan antar berbagai fungsi. Misalnya: ane dulu di marketing akan berinteraksi dengan tim sales dengan sangat intens.

Jaman ane terima penghargaan ane masih sebagai sales begitu juga dengan rekan kerja ane yg juga menerima penghargaan yg sama. Jaman itu sebagai seorang sales kita juga bekerja sama cukup intens dengan tim pre-sales (tim yg bantu kita jualan tapi lebih ke teknis produk). Rekan-rekan kerja ane merasa si orang ini ga pantes terima penghargaan karena kerjanya ga bagus (menurut mereka), banyak situasi orang lain (seperti tim pre-sales, tim produk) yg mengerjakan tugasnya tetapi si orang ini turut mendapatkan keuntungan. Yg disayangkan manajemen perusahaan tempat ane bekerja ga semuanya bisa melihat itu. Ane sendiri kerja bareng sama si orang ini. Kalau menurut ane memang orangnya baik tapi secara kualitas pekerjaan menurut ane masih lebih banyak rekan kerja ane yg kualitas hasil pekerjaannya jauh lebih baik. Tapi memang untuk memberikan penghargaan apalagi di bidang sales, biasanya yg akan dinilai oleh manajemen itu adalah result dari kita berjualan. Jadi secara proses apakah siapa yg mengerjakan, kita sendiri atau org lain ga semua manajemen melihat. Bos yg baik tentu melihat proses, tapi ga semua bos itu juga punya kualitas yang benar sehingga layak menjadi bos.
Setelah itu, ane cukup sering mendapat perlakuan yg menurut ane ga adil. Paling sering itu melihat rekan kerja yg ane yakin kerjanya ga berkualitas, mengandalkan carmuk alias cari muka tapi malah cepet di promosi. Hal ini cukup berulang selama bertahun-tahun. Waktu di awal kerja, ane cukup kaget dengan situasi begini, makin kesini ane mulai kebal dan ga mikirin lagi.

Kalau berhadapan dengan situasi seperti itu, apalagi kalau kita merasa sudah memberikan usaha yang maksimal tapi hasilnya ga sesuai dengan harapan, ane sering merasa galau. Sering juga merasa dunia ini ga adil banget ya. Tapi seperti yg ane sampaikan barusan, karena sering banget ngalamin kerjadian kayak begini, berulang-ulang bertahun-tahun akhirnya ane berusaha alihin energy ane ke hal positif. Gagal itu hal yang akan sering terjadi dalam kehidupan, apapun bentuk kegagalan itu, karena itu kita harus bisa menghadapi kegagalan

“The only thing that makes life unfair is the delusion that it should be fair.”
― Steve Maraboli, Speaker & Author (Life, The Truth and Being Free). 


Life is not always fair, lantas bagaimana menghadapi situasi seperti ini? Berikut tips dari ane ya..

1. Harus bisa mengidentifikasi masalah atau potensi masalah dari awal

Terkadang kita terlalu fokus dengan tujuan yg ingin dicapai jadinya lupa kalau banyak faktor yg bisa mempengaruhi. Misalnya seperti rekan kerja ane yg menurut ane ga terlalu berkualitas dan doyan banget carmuk. "Skill" cari mukanya udah expert banget deh soalnya dia praktek kayak bgini juga kan sudah bertahun-tahun. Nah ane lupa, kalau pingin dipromosi memang faktor kedekatan dengan jajaran direksi sangat penting karena mereka yg berperan untuk “menjual” kita untuk promosi. Memang carmuk bukan cara yg tepat yg tepat tentu saja “menjual” diri kita ke bos kita dan jajaran direksi melalui kualitas pekerjaan yg kita kerjakan. 

2. Pikirkan kembali ekspektasi kita

Awal-awal kerja ane pingin banget cepet dipromosi karena kesannya keren gitu. Apalagi ane sejak Kuliah kan Alhamdulillah Juara melulu, jadi ane pikir harusnya kalau ane kerja dengan keras ane harusnya bisa cepet dipromosi. Ternyata kenyataan ga sesuai dengan harapan. Ane berulang kali dijegal orang, berulang-ulang bertahun-tahun karena banyak orang ga suka kalau dalam lingkungan pekerjaannya ada orang-orang yang kerjanya serius, bagus, berkualitas karena orang-orang seperti ini akan menggoyang comfort zone orang-orang yg males bekerja. 
Jadi yg ane lakukan berusaha membantu tim ane supaya hasil kerjaan mereka juga bisa bagus dan berkualitas sehingga sebagai kesatuan tim kita strong dan memberikan hasil kerja yg baik. Selain itu karena sering banget dijegal orang dan mengalami kegagalan bekerja, misalnya kalah tender, ditusuk orang dari belakang, difitnah dan lain sebagainya ane berusaha memikirkan kembali apa sih yg ane inginkan. Apa bener ingin dipromosi cepet, kira-kira mental ane sudah siap belum ? karena selama ane berpikir ane ga kuat di jegal orang, ga kuat di fitnah orang sepertinya ane belum siap untuk dipromosi. Selain itu karena sering gagal ane juga berpikir ane gam au fokus pada result ane mau fokus pada proses pembelajaran karena yg akan menjadi bekal ane di kemudian hari adalah proses belajar.

3. Jangan komplen, fokus pada hal-hal yang bisa kita control dan mencari alternatif solusi


Paling sering denger rekan kerja, anak buah bahkan bos ane sendiri suka komplen. Dulu ane ga ngerti kenapa ya orang suka komplen ? sekarang ane udah ga mau lagi temenan sama orang yg suka komplen. Orang yg suka komplen itu menyebarkan energy negatif. Orang yg suka komplen hanya akan bikin kita bete soalnya pegel banget dengerinnya.
Daripada komplen atau ngedengerin orang lain komplen mendingan kita fokus sama hal-hal yg bisa kita control. Dalam hal ini ya dengan memilih berteman dengan orang-orang yg positif. Selain itu fokuskan diri kita juga ke alternative solusi. Jadi ketika ane ga dipromosi sesuai dengan harapan ane, yg ane lakukan ga komplen, terus semangat untuk bekerja lebih keras dan menjaga kualitas. Yg ane pelajari, bahwa kredibilitas sangat penting dan akan punya impact jangka panjang. Ketika kita bekerja keras, berkualitas dan hasilnya baik, orang-orang pasti akan tahu dan hal ini yg akan membangun kredibilitas kita tidak hanya di perusahaan tempat kita bekerja tetapi juga di luar perusahaan. Because people talk   

4. Minta bantuan orang lain yang kita percaya untuk menyelesaikan masalah

Dulu ane juga ga ngerti dengan situasi kerja apalagi sewaktu masih newbie didunia kerja. Jadi ane ga ngerti kenapa ya kalau kita kerja udah keras, berkualitas dan hasilnya bagus kok tetap aja banyak orang ga suka sama kita ? apalagi ane suka mikir, ane juga ga pernah lho jahat apalagi jatuhin orang lain. Yg ane lakukan ane berusaha nanya-nanya ke orang yg ane rasa mengerti situasi-situasi seperti ini. Bisa ke temen-temen deket ane diskusi dengan mereka. Belakangan ane juga punya mentor, orang yg bantu ane memberikan saran untuk karir ane.
Saran ane jika agan mengalami masalah dan merasa gagal, jangan patah arang dulu. Agan bisa ngadep bos agan untuk minta bantuan. Bos yg bener pasti akan membantu anak buah yg kesulitan karena keberhasilan tim adalah keberhasilan bos memimpin tim. Kalau agan beruntung agan juga bisa curhat ke temen baik agan, sahabat, pasangan atau bahkan mentor agan. Yg harus diperhatikan ketika curhat ga boleh komplen karena balik lagi komplen hanya akan menyebarkan energi negatif ke orang lain.

5. Menyadari bahwa kegagalan adalah tanggung jawab diri sendiri

Kalau kita menghadapi kegagalan itu udah pasti salah diri kita sendiri dan tanggung jawab kita. Memang kita ga boleh berlarut-larut bahkan sedih atau nangis berhari-hari, lebay banget. Yg perlu kita lakukan pertama kali Tanya diri kita :”did I do my best?” atau “can I do better than this?”, kalau ane sudah yakin jawabannya “yes I already did my best”, ga ada yg perlu disesali. Ane selalu punya prinsip “do my best” kalau sudah do my best masih ga sesuai dengan harapan artinya belum rejeki. Dan kalau ane ga patah arang dan terus bekerja keras dan menjaga kualitas pekerjaan, ane yakin rejeki ane pasti ada di tempat lain. 

6. Terima dengan lapang dada apapun hasilnya

Kesannya klise, tapi ini bener banget. Seberapa keras kita berusaha dan berdoa, ujung-ujungnya tergantung rejeki. Kalau memang rejeki kita ga akan kemana-mana, kalau bukan rejeki ya memang harus diterima dengan lapang dada. Sepengalaman ane, disaat menerima kegagalan sakit hatinya bukan main, seiring dengan waktu biasanya kita akan mengetahui ada alasan yg lebih besar kenapa kita ga mendapatkan hal yg kita mau.
Jangan lupa ketika mengalami kegagalan jangan lupa ambil hikmahnya dan jangan mengulangi kesalahan yg sama dikemudian hari. Faktor yg paling menentukan ketika menghadapi kegagalan bukan hanya bisa menghadapi kegagalan tersebut tetapi bisa bangkit dan terus berkarya. Karena itu harus banyak bersyukur karena walaupun terkadang kita merasa gagal masih banyak orang lain yg tidak seberuntung kita. 
Yakin aja deh Tuhan pasti akan memberikan yg terbaik untuk umatnya. Hidup seperti kelihatannya tidak adil tetapi Tuhan pasti maha adil kok. Mungkin rejeki bukan di tempat ini tetapi ditempat lain. Karena itu kita harus selalu berusaha memberikan yang terbaik.

“If you concentrate on what you don’t have, you will never, ever have enough.” ~Oprah Winfrey

Demikian hal-hal yang bisa ane sampaikan supaya agan bisa dan kuat menghadapi kegagalan ya. Sampai ketemu di thread ane selanjutnya. Semoga bermanfaat !

Previous
Next Post »
Thanks for your comment