Qatar Bakal Rugi Rp 187,5 Triliun Jika Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2022



Qatar akan menghadapikerugian ekonomi sekitar 16 miliar dollar AS atau ekuivalen dengan Rp 187,5 triliun jika FIFAmembatalkan penyelenggaraan Piala Dunia2022 di negara ini.


Potensi kerugian ekonomi diungkapkan Bank of America Merrill Lynch (BoA Merril Lynch). Merrill Lynch memperkirakan jika FIFA betul-betul membatalkan Qatar sebagai tuan rumah, maka belanja modal langsung (terkait denganmembangun stadion dan hotel) bakal anjlok 16 miliar dollar AS atau setara dengan 7,5 persen PDB atau 1-1,5 persen setiap tahunnya hingga2022 mendatang. 

Merrill Lynch menambahkan, bahwa pertumbuhan riil PDB cenderung menjadi lebih kecilsekitar 0,5 persen, karena banyak uang yang seharusnya dibayar untuk menggaji pekerja dan membayar barang impor malah tertunda. 

Namun demikian, Merrill Lynch tetap optimistis bahwa belanja infrastruktur yang lebih besarkemungkinan besar akan terus berlanjut. Mereka memproyeksikan, dalam lima tahun jumlah belanja modal kumulatif yang dianggarkan pemerintah sekitar 100 miliar dollar AS (Rp 1.170 triliun).

Ekonom Merril Lynch, Jean-Michel Salib, mengatakan, tanpa Piala Dunia Qatar bakalkehilangan fokus dan eksekusi melanjutkan megaproyek raksasa seperti stadion, dan hotel. Namun, tidak demikian halnya dengan infrastruktur.

"Proyek-proyek infrastruktur, merupakan visi utama transformasi Qatar. Sebut sajamegaproyek  Lusail City, jarigan transportasi metro, kereta api atau pelabuhan yangdirencanakan secara mandiri, terpisah dari penyelenggaraan Piala Dunia.

Sekadar informasi, isu pembatalan terus bergulir menyusul penyelidikan komite etik FIFA atastuduhan korupsi dan kasus suap seputar penunjukkan tuan rumah Piala Dunia 2018 di Russia dan 2022 di Qatar. Dugaan suap ditujukan kepada mantan anggota komite eksekutif FIFA, Mohammed bin Hammam yang menyuap sejumlah pimpinan federasi sepak bola Afrika untuk memilih Qatar.

*Dikutip dari Kompas
*Semoga bermanfaat
Previous
Next Post »
Thanks for your comment