Lukisan Stensil Tangan Tertua Berusia 39.900 Tahun Ditemukan di Sulawesi Selatan



"Kalau memang lukisan itu umurnya 40.000 tahun, manusia mungkin sudah ada (di Sulawesi) sebelumnya.
Lukisan stensil tangan tertua berusia 39.900 tahun ditemukan di Maros, Sulawesi Selatan. Temuan lukisan itu harus menjadi motivator untuk menemukan artefak dan kerangka manusia sehingga riset DNA bisa dilakukan.

Wakil Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Herawati Sudoyo, mengungkapkannya saat ditemui Kompas.com dalam acara penghargaan fellowship L'oreal for Women in Science di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Selasa (14/10/2014).

"Kalau memang lukisan itu umurnya 40.000 tahun, manusia mungkin sudah ada sebelumnya. Kita harus cari. Teman-teman di Arkenas (Pusat Penelitian Arkeologi Nasional) haruslah sebenarnya mencari rangka-rangka yang ada. Dengan itu, kita bisa riset DNA," katanya.

Herawati mengungkapkan, riset DNA pada kerangka akan membantu jejak migrasi manusia ke nusantara. Hasil penelitian pada akhirnya bisa membantu mengonfirmasi beragam teori migrasi manusia ke Asia Tenggara yang berkembang selama ini.

Herawati mengatakan, ada beragam teori migrasi ke wilayah nusantara. Salah satunya, dari Afrika, manusia bermigrasi ke Asia Selatan baru turun ke paparan Sunda dan masuk wilayah nusantara.

"Tapi, ada juga yang lain, di antaranya ada yang menyebut bahwa nusantara itu justru pusat peradaban. Manusia bermigrasi dari wilayah nusantara. Beragam temuan kok sepertinya justru menguatkan ini," kata Herawati. 

Menurut Herawati, selama ini belum pernah ada temuan kerangka manusia di Sulawesi yang umurnya 40.000 tahun. Kerangka manusia modern tertua yang ditemukan di Indonesia memang berusia sekitar 40.000 tahun, tetapi dari Kalimantan yang berdekatan dengan Malaysia. 

Arkeolog Arkenas, Harry Truman Simanjuntak, mengatakan bahwa artefak dan kerangka manusia tertua yang ditemukan di Sulawesi berusia 33.000 tahun. "Berupa alat-alat batu. Ditemukan di Maros juga," ungkap Harry.

Riset DNA kerangka manusia modern yang hidup di goa-goa puluhan ribu tahun lalu kini juga tengah dilakukan dengan sampel kerangka manusia goa harimau. Riset itu merupakan kerja sama antara Lembaga Eijkman dan Arkenas.
Previous
Next Post »
Thanks for your comment