"Sebuah penelitian mengklaim pemilik golongan darah O lebih sering digigit nyamuk dibandingkan pemilik golongan darah A atau B, tapi penelitian ini diperdebatkan,
Rasa gatal sering muncul setelah digigit nyamuk dan kebanyakan tidak bisa menahan diri untuk tidak menggaruknya. Sebagian orang tahu betul, menggaruk bekas gigitan nyamuk hanya membuat gatalnya semakin memburuk tapi tidak semua tahu alasannya.
Fakta-fakta menarik seputar gigitan nyamuk memang tidak ada habisnya. Siapa sangka, binatang sekecil itu bisa menularkan berbagai macam penyakit berbahaya. Gatalnya memang tidak seberapa, namun bisa memberikan dampak yang sangat besar.
Baiklah, mungkin tidak semua sepakat bahwa nyamuk bisa menggigit. Secara teknis, nyamuk memang hanya menusukkan belalainya ke dalam kulit untuk kemudian mengisap darah. Untuk memudahkan saja, orang menyebutnya digigit nyamuk karena nyeri dan gatalnya sama seperti digigit semut.
Beberapa fakta menarik seputar gigitan nyamuk adalah sebagai berikut :
1. Tidak semua nyamuk menggigit
Ada sekitar 3.500 jenis nyamuk yang hidup di dunia ini, 170 di antaranya hidup di Amerika Utara. Dr Jorge Parada dari Loyola University Medical System Infection Control Program mengatakan, dari sekian banyak jenis nyamuk tidak semuanya suka menggigit.
Dari jenis yang suka menggigit pun, kebanyakan cuma nyamuk betina yang menggigit. Nyamuk-nyamuk betina membutuhkan protein dari darah manusia untuk memroduksi sel telur.
2. Golongan darah O favorit nyamuk?
"Sebuah penelitian mengklaim pemilik golongan darah O lebih sering digigit nyamuk dibandingkan pemilik golongan darah A atau B, tapi penelitian ini diperdebatkan," kata Dr Parada.
Penelitian lain menyebut bahwa pakaian berwarna gelap membuat seseorang lebih rentan terhadap gigitan nyamuk. Anggapan ini mungkin lebih banyak diterima, sebab ada dalam salah satu anjuran untuk menghindari gigitan nyamuk.
3. Ibu hamil dan alkoholik
Anggapan bahwa ibu hamil lebih rentan terhadap gigitan nyamuk tidak sepenuhnya salah. Sama seperti peminum alkohol, ibu hamil lebih banyak menghembuskan karbondioksida dalam udara pernapasannya. Nyamuk cenderung tertarik pada baunya.
"Nyamuk menemukan mangsa dengan mendeteksi panas tubuh dan sinyal kimiawi. Sangat mungkin faktor-faktor ini mendorong produksi karbondioksida, sehingga nyamuk makin mudah menemukan mangsanya," jelas Dr Parada.
4. Gatalnya berbeda pada tiap orang
Hampir semua orang merasakan gatal setelah mengalami gigitan nyamuk, namun intensitasnya berbeda. Beberapa orang mengalami gatal yang lebih hebat dibandingkan yang lain. Bahkan, tidak semua orang mengalami bentol-bentol.
"Gatal dipicu oleh pelepasan histamin di tubuh kita, sebagai respons terhadap liur nyamuk. Liur itu dikeluarkan saat nyamuk mengisap darah kita," jelas Dr Parada.
5. Jangan digaruk!
Betul, garukan pada bekas gigitan nyamuk hanya akan membuat gatalnya semakin memburuk. Selama bisa ditahan, sebaiknya jangan digaruk karena akan membuat liur nyamuk menyebar ke mana-mana dan meningkatkan respons histamin. Ketika pelepasan histamin meningkat, rasa gatal akan semakin parah.
"Terlebih, berlebihan garu-garuk bisa memicu luka di kulit yang menjadi pintu masuk bagi infeksi," jelas Dr Jorge Parada dari Loyola University Medical System Infection Control Program
6. Bisa diredakan dengan obat bebas
Setelah mengalami gigitan nyamuk, langkah terbaik adalah mencucinya dengan air dingin dan sabun. Selain mengurangi risiko infeksi, langkah ini juga bisa meredakan gatalnya. Jika masih tetap gatal, beberapa obat antigatal bisa didapatkan dengan mudah. Gunakan saja bedak atau salep yang mengandung hidrokortison 1 persen.
7. Flu tulang
Bukan cuma penyakit mematikan seperti demam berdarah dengue dan malaria yang bisa menular lewat gigitan nyamuk, chikungunya atau flu tulang juga bisa menular. Meski tidak mematikan, penyakit yang satu ini sakitnya sangat menyiksa.
"Chikungunya umumnya tidak fatal. Namun gejalanya yang menyakitkan membuat orang berkata, 'Ini tidak akan membunuhmu tapi membuatmu serasa ingin mati saja'," kata Dr Parada.
8. Pengusir nyamuk banyak macamnya
Repellant atau pengusir nyamuk ada bermacam-macam, sebagian di antaranya berupa sediaan topikal yang dioleskan dan mengandung Diethyltoluamide (DEET). Kadarnya bermacam-macam, namun di bawah 50 persen disebut kurang memberikan efek perlindungan.
Alternatifnya adalah produk-produk spatial repellants yang tidak dioleskan dengan kandungan picaridin, minyak lemon-eucalyptus. Ada pula lilin citronela dan obat nyamuk bakar. Paling mutakhir, sebuah aplikasi smartphone diklaim bisa mengusir nyamuk. Namun belum ada cukup bukti bahwa gelombang ultrasonik bisa mengusir nyamuk
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon